Long Ikis – Ada yang berbeda dengan Perayaan Hari Guru Nasional tahun 2023, dimana kali ini dinas Pendidikan provinsi melalui surat edaran nomor 400.14.1.1/18922/Disikbud yang diteruskan oleh dinas cabang wilayah V melalui surat edaran nomor 400.14.1.1/1757/Cabdisik.Wil.V untuk SMA/SMK/SLB se-Kabupaten Paser untuk melaksanakan upacara bendera peringatan Hari Guru Nasional tahun 2023 di sekolah masing-masing.
Menyikapi hal tersebut SMAN 1 Long Ikis dibantu OSIS melasanakan upacara dengan siswa mengenakan batik Nusantara dan guru mengenakan seragam PGRI. Hal tersebut dimanfaatkan oleh anak OSIS untuk membuat kejutan kepada guru-gurunya, sabtu (25/11/2023).
Setelah melaksanakan upacara. Awalnya guru-guru disiapkan kursi di sisi lapangan upacara oleh OSIS, namun tiba-tiba datang kapolsek beserta intel dengan menggelandang dua orang siswa, dalam penyampaiannya Polsek Long Ikis menyampaikan bahwa siswa yang mereka bawa terlibat kasus narkoba dan semalam sudah diamakan di sel Kecamatan Long Ikis.
“Tujuan kami ke sini untuk menjemput beberapa siswa yang ada dilapangan ini, berdasarkan hasil introgasi kami dari siswa yang sudah ditahan, kami jemput paksa beberapa temannya yang terlibat mumpung ngumpul semua disini” ucap seorang polisi.
Sontak hal tersebut memicu ketegangan kepada dewan guru, pasalnya siswa yang dinyatakan terlibat kasus tersebut dinilai berkelakuan baik di sekolah, siswa yang ada di barisan upacara tiba-tiba meneriaki temannya yang dinyatakan terlibat kasus.
Rasa suka, sedih, iba dan dongkol berkecamuk, waka kesiswaan Kodam Didik Kurniadi, M.Pd harus ikut bertanggung jawab dengan kasus tersebut, sehingga harus melakukan negosiasi pada pihak kepolisian agar ada solusi terbaik.
Setelah berunding dan diskusi dengan cukup alot akhirnya salah seorang polisi menyatakan bahwa ini adalah prank kejutan dari OSIS yang ditujukan untuk guru-guru mereka pada perayaan hari guru 2023, sekaligus mengedukasi siswa supaya tidak terlibat kasus narkoba.
“Kami memohon maaf membuat bapak/ibu guru panik, ini adalah permintaan dari siswa kita untuk membuat prank untuk mengerjai gurunya, sekali lagi selamat hari guru” tutupnya.
Bapak Didik sebagai waka kesiswaan mengaku sangat kaget, tegang dan panik dengan hal tesebut, tetapi setelah tahu dirinya di prank oleh siswanya dirinya pun merasa lega dan bahagia.
“Saya kira ini betulan, saya sudah panik eh ternyata kami guru-guru hanya di prank” kata Didik.
Sementara itu guru lain juga menyampaikan kepanikan salah satunya bapak Yusrani, S.Ag sebagai wali kelas XII IPA 3 yang merasa ikut bertanggung jawab karena siswanya dinyatakan terlibat padahal kena prank.
“Wah saya panik sekali apalagi dua anak wali saya dinyatakan terlibat kasus, ternyata hanya prank. Lega sekali ternyata siswa kita hanya meberi kejutan” ujar Yusrani
Bapak Abdul Salam, M.Pd selaku guru Biologi juga mengaku kaget saat momen itu, bahkan katanya sampai bingung mau berkata apa.
“Untung saja itu cuman prank, saya sampai tidak bisa berkata-kata di momen itu” kenangnya.
Pada waktu terpisah, Ainun Nur Rohmah selaku ketua OSIS mengungkapkan bahwa rencana prank ini adalah berkat kerjasama yang baik antara OSIS dan Perwakilan Kelas (PK) dibantu oleh Pembina OSIS dan waka Humas.
“Ini berkat kerjasama OSIS dengan PK, dan kebetulan ada siswa yang orang tuanya sebagai polisi, jadi kita dapat akses untuk memberikan kejutan ini” kata Ainun.
Penulis: Idmat Hajar Ismail